JAKARTA, kilat.com- Lima hujan meteor akan segera menghiasi langit Indonesia pada Bulan November dengan tiga di antaranya sudah turun pada Jumat (18/11/2022) dini hari.
hujan meteor merupakan fenomena ketika sejumlah meteor tampak memancar di langit. Penyebabnya adalah puing-puing benda langit seperti asteroid atau pecahan komet di ruang angkasa yang terhisap oleh gravitasi Bumi.
Dari lima hujan meteor yang terjadi pada November, Organisasi Riset Penerbangan dan Antariksa (ORPA)-BRIN menyebut terdapat dua fenomena hujan meteor yang tidak terganggu oleh interferensi cahaya alami dari Bulan, yakni Alfa Monocerotid dan Orionid November.
Sementara tiga sisanya mengalami interferensi cahaya alami dari Bulan, yakni Andromedid, Taurid Utara dan Leonid.
Dilansir dari unggahan ORPA-BRIN, untuk mengamati hujan meteor ini, masyarakat tidak perlu menggunakan alat bantu optik, cukup dengan mata saja.
Jika ingin merekam maupun memotretnya menggunakan kamera DSLR maupun kamera all-sky dengan medan pandang 180 derajat, sangat direkomendasikan bagi yang ingin mengabadikannya dalam bentuk citra maupun video.
Andromedid (5 November)
hujan meteor Andromedid merupakan hujan meteor yang titik radian atau titik asal kemunculannya terletak di konstelasi Andromeda.
hujan meteor ini aktif sejak 27 Oktober hingga 17 November. Andromedid memiliki intensitas maksimum 3 meteor per jam saat di zenit pada 6 November.
Di Indonesia, intensitas Andromedid berkurang menjadi 1 meteor per jam karena ketinggian titik radian saat transit antara 42-59 derajat di atas ufuk utara.
Fenomena ini dapat disaksikan di seluruh Indonesia dari arah timur laut setelah Matahari terbenam pada 5 November hingga terbenam di arah barat laut saat subuh 6 November.
hujan meteor Andromedid berasal dari sisa komet 3D/Biela yang mengorbit Matahari dengan periode 201 hari. Kelajuan geosentrik meteor ini mencapai 68.400 kilometer per jam.
Taurid Utara (12 November)
hujan meteor Taurid Utra merupakan hujan meteor yang titik radiannya terletak di konstelasi Taurus bagian utara dekat gugus bintang Pleiades. Taurid Utara aktif sejak 20 Oktober hingga 10 Desember, dan berintensitas maksimum 5 meteor per jam saat di zenit pada 13 November.
Fenomena langit ini dapat disaksikan di seluruh Indonesia dari arah timur laut setelah Matahari terbenam pada 12 November hingga terbenam di arah barat laut sebelum Matahari terbit pada 13 November.
Intensitas di Indonesia hanya 3-4 meteor per jam karena ketinggian titik radian saat transit antara 57-74 derajat di atas ufuk utara.