DEPOK, kilat.com - Kita semua telah berhasil menjalani masa pandemi selama hampir dua tahun terakhir ini. Beberapa dampak dari pandemi Covid-19 telah di rasakan oleh semua kalangan masyarakat, termasuk komunitas seni di Jabodetabek.
Salah satunya komunitas seni Tersajakkanlah. Komunitas seni yang bergerak di ranah literasi ini membawakan beberapa kategori pertunjukan untuk penampilannya di panggung. Ada musikalisasi puisi, monolog, sampai teater. Namun, pandemi Covid-19 yang berlangsung saat ini membatasi ruang gerak Tersajakkanlah untuk berkarya.
Ketua Komunitas Tersajakkanlah, Fhsale mengatakan sejak awal pandemi, komunitas yang dipimpinnya tersebut melakukan latihan secara online, melalui aplikasi YouTube dan Instagram. Namun, setahun berjalan, setelah pandemi Covid-19 dianggap sudah mereda, komunitas tersebut mulai bergerak secara offline.
Bertempat di Galeri dan Kedai Tersajakkanlah Citayam, Depok, Jawa Barat komunitas seni itu mulai berlatih secara rutin seminggu sekali. Meski diwajibkan mematuhi protokol kesehatan (prokes), komunitas ini masih bisa berkarya dan menyuarakan seni di tengah-tengah kekhawatiran Covid-19.

“Saya fikir tuhan itu adil, pandemi datang dan perilaku gejolak sosial dalam literasi digital sudah berkembang, mulai awal pandemi komunitas Tersajakkanlah fokus pada konten digital dan literasi, saat pandemi menurun kita mulai bertemu dan berlatih offline, tapi kita tetep ketat dalam prokes dan terus berkarya lewat kata,†ujar Fhsale kepada Kilat.com, (21/02/2022).
Dari hasil berlatih secara online dan offline selama dua tahun terakhir, komunitas ini mendapati bayarannya.
Tersajakkanlah mampu menembus pameran besar di 2Madison Gallery, Kemang, Jakarta Selatan dengan pameran seni rupa dan performing artnya pada (5/02/2022) lalu.
"Tidak ada kata pasrah berkarya di tengah pandemi," tulis kutipan yang menjadi slogan dari Komunitas Tersajakkanlah pada pameran beberapa waktu lalu.
Penulis: Davina Aulia Sekar