TULUNGAGUNG, kilat.com- Sejumlah guru tidak tetap (GTT) di Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, melakukan acara tabur bunga di makam W.M. Van Eldik, guru musik WR Soepratman, di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Desa Ngujang. Hal ini dilakukan mereka untuk memperingati hari guru tahun ini.
Ketua Forum GTT Kabupaten Tulungagung, Sumarti, yang ditemui di lokasi mengatakan, aksi tabur bunga dilakukan sebagian pengurus harian FGTT mewakili anggota lainnya.
Aksi tabur bunga di makam W.M. Van Eldik tersebut baru dilakukan tahun ini. Itu dilakukan sebab selama ini tidak ada literasi yang pernah menyinggung nama Van Eldik sebagai guru musik WR Soepratman.
"Tahun lalu kita belum tahu kalau makamnya di sini. Baru kali ini kita tahu dan kita lakukan tabur bunga di sini," ujarnya, Kamis (25/11).
Aksi tabur bunga tersebut dilakukan untuk mengingat jasa Van Eldik yang telah mendidik WR Soepratman hingga terciptalah lagu kebangsaan Indonesia Raya.
"Van Eldik memang bukan seorang guru tapi dalam era kemerdekaan belajar seperti saat ini. Setiap orang yang bisa menularkan ilmunya itu sebagai guru, tidak harus berprofesi sebagai guru," jelas Sumarti lagi.
Pihaknya menyebut, nasib GTT di Tulungagung pada saat ini tak jauh beda dengan pengorbanan pahlawan yang rela mendedikasikan waktu dan tenaganya untuk dunia pendidikan namun minim sekali honor yang diberikan pemerintah daerah kepada GTT di Tulungagung.
Disinggung mengenai minimnya literasi Van Eldik bagi pelajar saat ini, Sumarti mengaku, bukan tidak mungkin kedepannya kisah perjalanan dan peran Van Eldik bagi negara ini akan disampaikan kepada pelajar generasi saat ini, sehingga mereka tidak buta akan sejarah.
"Nanti akan kita perdalam literasinya dan kita bagikan kepada pelajar anak didik kita," terangnya.
W.M. Van Eldik merupakan Indo Belanda yang dikisahkan lahir di Tulungagung kemudian menikah dengan kakak perempuan WR Soepratman namun pernikahan pertamanya ini tidak dikaruniani anak.
Lalu Van Eldik yang semasa hidup aktif menjadi tentara KNIL menikah dengan warga Tulungagung dan memiliki 4 orang anak, yang kini sebagian cucunya masih tinggal di Tulungagung.
Kontributor: Firmanto
Editor: mong