Sri Mulyani Jelaskan Harta Kekayaan Rafael Alun Trisambodo Hingga Kecam Mario Dandy: Rasanya Agak Aneh...

KILAT.COM - Pencopotan Rafael Alun Trisambodo dari Direktorat Jenderal Pajak menjadi suatu keharusan yang dilakukan oleh Kemenkeu, Sri Mulyani.

Sri Mulyani mencopot jabatan Rafael Alun Trisambodo perkara kasus penganiayaan yang dilakukan oleh Mario Dandy Satriyo terhadap David.

Mario Dandy Satriyo diketahui sering memamerkan gaya hidup mewah yang membuat Sri Mulyani bertindak tegas dengan mencopot jabatan Rafael Alun Trisambodo selaku ayah Mario Dandy Satriyo.

Sri Mulyani mengecam gaya hidup mewah yang dilakukan oleh anak Rafael Alun Trisambodo, Mario Dandy Satriyo.

Baca Juga: Jonathan Latumahina Tunjukan Kondisi David 24 Hari Koma Pasca Dianiaya Mario Dandy Satriyo, Sudah.......

“Saya mengecam gaya hidup mewah bahwa yang bersangkutan si anak (Mario) menggunakan kendaraan yang dianggap mewah dan munculah kemudian asosiasi seperti siapa ayahnya dan bekerja dimana,” ucap Sri Mulyani dikutip Kilat.com dari kanal Youtube Kompas TV pada Kamis, 2 Maret 2023.

“Bahkan kalau orang tuanya bukan pegawai pajak, menurut saya gaya hidup hedon atau bermewah-mewahan dari sisi kepantasan publik, tidak pantas dilakukan,” tutur Sri Mulyani.

Sri Mulyani langsung menggelar konferensi pers saat mengetahui kejadian kasus penganiayaan yang dilakukan oleh Mario Dandy Satriyo terhadap David.

“Saya memutuskan konferensi pers karena statement saya di media sosial tidak memadai dan tidak mencerminkan kesungguhan oleh masyarakat,” ucapnya.

Baca Juga: Aniaya David dengan Sadis, Ternyata Ini Alasan Mario Dandy Satriyo Tak Dikenai Pasal Perencanaan Pembunuhan

“Ini menggariskan bahwa pertama terhadap korban walaupun masalahnya pribadi, kita menyesali terjadinya kejadian ini. Posisi kedua secara moralitas seorang pejabat Kementerian Keuangan DJP maka dia (RAT) harus dicopot dari jabatannya,” lanjut Kemenkeu Sri Mulyani.

Rafael Alun Trisambodo diketahui harta kekayaannya mencapai Rp56 miliar berdasarkan laporan LHKPN.

Sri Mulyani juga merasakan agak aneh seorang kepala Eselon III mempunyai harta sebanyak itu.

“Kalau seseorang yang tadinya sekolah sama-sama di PKN Stan, lulus, mulai karir, sampai sekarang menjadi kepala bagian Eselon III, rasanya agak aneh kalau tiba-tiba hartanya meloncat setinggi itu,” ucapnya.