Usai Viral Istri Kepala BPN Jakarta Timur Pamer Hermes, Mendadak Banyak yang Menjual Tas Mewah

Terkuaknya kekayaan para pejabat ini bermula dari Ayah Mario Dandy Satriyo, yaitu Rafael Alun Trisambodo terendus memiliki harta yang tidak wajar. 

 

Dalam Laporan Harta Kekayaan Penyelanggara Negara (LHKPN), Rafael Alun Trisambodo kekayaannya tercatat sebanyak Rp56 miliar. 

 

 

Namun, dalam pemeriksaan yang dilakukan tim investigasi ternyata Rafael tidak melaporkan LHKPN secara benar. 

 

Menurut PPATK Rafael memiliki nilai transaksi yang berada di 40 rekening, diperkirakan mencapai total Rp500 miliar. 

 

Selain itu gaya hidup mewahnya bersama keluarga kerap ditampilkan di media sosial. Sejumlah rumah, kendaraan, dan barang-barang mewah menjadi sorotan. 

 

 

Tidak hanya Rafael Alun Trisambodo dan keluarganya yang disorot, sejumlah pejabat juga terkuak menampilkan gaya hidup mewah. 

 

Kepala Bea Cukai Makassar, Andhi Pramono beserta keluarganya menjadi sasaran karena dianggap memiliki harta kekayaan yang mencurigakan. 

 

Akun instagram dari anak dan istri Andhi Pramono diketahui telah tutup akun, karena banyak pamer-pamer harta hasil sebagai abdi negara, termasuk foto-foto ke luar negeri dengan tiket first class.

 

 

Lalu, ada seorang istri dari Kepala Badan Pertanahan Nasional (BPN) Jakarta Timur, Sudarman Harjasaputra yang menampilkan foto-foto dengan barang-barang brandednya. 

 

Bahkan tas mewah yang dimilikinya adalah model Hermès Birkin Sellier yg harga barunya bisa mencapai setengah milyar. 

 

Dan gaun yang dikenakannya merupakan merk Elie Saab yang harganya US$ 12.457 atau hampir Rp200 juta. 

 

 

Setelah terkuaknya sejumlah kekayaan dari pejabat dan keluarganya, dilansir Kilat.com dari akun twitter @PartaiSocmed, mengungkapkan penjualan preloved tas mewah meningkat. 

 

"Hingga hari ini ada sekitar 60-an preloved Hermès Birkin yg ditawarkan di situs HuntStreet yg sebelumnya paling cuma 5 bijian," ungkapnya. 

 

"Yang jual Hermès Kelly jauh lebih banyak lagi. Btw HuntStreet ini kantor pusatnya di Singapore tapi pasarnya orang-orang kaya Indonesia," lanjutnya. 

 

"Rata-rata orang kaya Indonesia yang lagi panik diperiksa harta haramnya sekarang ini pakai fasilitas layanan "HuntStreet Assist Service", sehingga penjualnya sulit dilacak dan tasnya lebih cepat laku. Tas yang kemarin jadi kebanggaan sekarang berubah jadi aib," tutupnya. (*)