Senin, 29 Mei 2023

BOM BUNUH DIRI “ASTANA ANYAR BANDUNG”.

- Jumat, 9 Desember 2022 | 15:24 WIB
KH As'ad Said Ali / Foto; Dok. Istimewa/Kilat.com
KH As'ad Said Ali / Foto; Dok. Istimewa/Kilat.com

DR. (HC) KH. As’ad Said Ali

Mustasyar PBNU

Wakil Kepala BIN 2001-2009

 

Setelah beberapa waktu sepi ledakan bom bunuh diri , pada 7 Desember 2022,  gelegar ledakan bom terorist terdengar lagi di kantor polisi Astana Anyar, Bandung. Pelakunya adalah Agus Suyatno seorang teroris anggota Jamaah Anshor Daulah (JAD) jaringan Solo,  yang baru kurang lebih dari 1 (satu) tahun keluar dari penjara Nusakambangan karena terkait kasus terorisme. Seperti diketahui bahwa JAD pada 2014  telah berbaiat kepada khalifah Abu Bakar Al Baghdadi yang merupakan khalifah pertama Islamic State of Iraq and Syria (ISIS).

Menjadi ‘pertanyaan besar’ apakah  pesan  dibalik ledakan bom bunuh diri yang menewaskan pelaku, polisi dan warga sipil yang kebetulan lewat di dekat lokasi ledakan ?. Jawaban  terhadap pertanyaan tersebut , dapat membantu kita untuk memprediksi tingkat kegiatan terorisme pada masa depan, menurun atau meningkat.

 

JAD Memilih Kantor Polisi Astana Anyar Bandung Sebagai Target

Ledakan tentu bukan tanpa perhitungan. Kantor polisi menjadi sasaran selain  dalam rangka balas dendam , juga berguna untuk  membangkitkan moril anggotanya.  Sedangkan kota Bandung yang dipilih sebagai lokasi ledakan dengan perhitungan bahwa pada saat ini tingkat kewaspadaan aparat terhadap bahaya terorisme dianggapnya  tidak seketat dengan  apkam di Solo Raya yang merupakan konsentrasi jaringan  terorisme  ISIS / JAD dan Al Qaeda/ Jama’ah Islamiyah (JI) sejak tiga dekade yang lalu.

Disamping itu, Bandung merupakan kota besar yang terletak relatif dekat dengan ibu kota Jakarta sehingga mempunyai nilai strategis yang lebih besar. Bagi ISIS dan Al Qaeda, gema ledakan yang mendunia itulah yang diharapkan dengan tujuan memperoleh efek psikologis  besar bagi pendukung terorisme.  Sebaliknya  menimbulkan  suasana ketakutan masyarakat yang menguntungkan bagi teroris.

Dilihat dari moment ledakan pada 7 desember 2022, maka kita dapat mengkaitkannya dengan perkembangan ISIS yang baru seminggu mengumumkan pengangkatan khalifah barunya  yaitu Abu Al Husain Al Qurasyi. Ia menggantikan khalifah sebelumnya, Abu Al Hasan Al Qurasyi, yang tewas pada 30 November 2022  di Suriah utara dalam pertempuran melawan  Syrian Democratic Forces yang didukung oleh  Amerika Serikat dan Turki.

JAD atau ISIS cabang Asia Tenggara diduga ingin menunjukkan eksistensinya kepada khalifahnya yang baru. Hal ini dapat disimpulkan   dari pesan pesan terselubung melalui situs- situs yang diduga milik ISIS dalam beberapa minggu terakhir. Dalam pesan terselubung tsb,  ISIS mempertanyakan, kenapa Jihadis Asia Tenggara melempem, sepi dari kegiatan ledakan pada hal mempunyai anggauta  cukup besar dan khususnya Indonesia yang merupakan kawasan yang strategis.

Dikaitkan dengan mulainya tahun politik sejak awal tahun 2023 maka, ancaman terorisme diperkirakan akan meningkat. Dalam kaitan itu pula  keberadaan ratusan  warga negara Indonesia khususnya kader kader muda teroris yang menghuni kamp-kamp penjara teroris di wilayah Syria Utara perlu menjadi perhatian serius. Membiarkan mereka berada di sana dalam jangka panjang, sama maknanya  dengan memberi waktu mereka menyiapkan  diri baik mental - ideologi maupun kemampuan militer / teror.

Apakah tidak  lebih baik untuk menarik  mereka kembali ketanah air agar mereka mendapatkan reedukasi secara khusus.  Dengan membiarkan  mereka berlama lama di lokasi yg  bersuasana konflik, kekerasan  dan tanpa hukum , sama artinya dengan  menabur benih teroris yang kelak menjadi “ jaringah teror” yang berbahaya. Pengalaman keberadaan WNI  di dalam kancah perang Afganistan 1982- 1989 hendaknya menjadi pelajaran berharga, dari sanalah lahir generasi teroris khususnya JI dan ISIS di Indonesia.

Editor: Mushab Muuqoddas

Tags

Terkini

Prahara di Mahkamah Agung

Minggu, 7 Mei 2023 | 20:49 WIB

Ganjar, Hadiah Idul Fitri?

Sabtu, 22 April 2023 | 08:13 WIB

Redupnya Adidaya Paman Sam

Minggu, 16 April 2023 | 12:54 WIB

Buya Syafii dan Mbah Moen

Jumat, 14 April 2023 | 12:42 WIB

Ida Dayak dan Cinta Tuhan

Rabu, 12 April 2023 | 13:05 WIB

Mengapa Israel Sangat Berpengaruh di Dunia

Selasa, 4 April 2023 | 07:34 WIB

Kesesatan Penegak Hukum Karena Takut Gaduh

Senin, 27 Maret 2023 | 08:42 WIB

Ekonomi Pancasila dari Perspektif Hankamnas

Jumat, 17 Maret 2023 | 14:23 WIB
X