Oleh: Guntur Soekarno
KILAT.com - Beberapa waktu yang lalu penulis membuat sebuah artikel dengan judul “MENGAPA KITA MENJADI BANGSA YANG SELALU HEBOH?” dan sudah dimuat di Kilat.com.
Dalam artikel tadi antara lain penulis mempertanyakan mengapa kita harus menjadi heboh misalnya ketika Presiden Joko Widodo menyetujui putranya Gibran Rakabuming Raka diusung oleh PDI Perjuangan untuk menjadi Walikota Solo.
Demikian pula dengan munculnya masalah Ganjar Pranowo dan lain sebagainya. Semua itu membuat kalangan tokoh-tokoh masyarakat dan politisi-politisi partai menjadi heboh dan mengemukakan pendapat-pendapatnya serta memberikan komentar-komentar sesuai dengan pemikirannya.
Menurut hemat penulis apa perlunya kita harus heboh dengan masalah pilpres 2024 yang pelaksanaannya masih +1 tahun lagi. Untuk apa kita harus mengeluarkan energi berlebih untuk berheboh-heboh mengenai pilpres 2024.
Baca Juga: Ramalan Zodiak 16 Maret 2023: Ada Sagitarius, Aquarius dan Pisces Banyak Peluang Menghampiri Anda
Sebaiknya saat ini seluruh potensi kita konsentrasikan dulu untuk memenangkan perang melawan setan siluman Covid-19 yang masih ada dan terutama rehabilitasi ekonomi.
Kita semua tahu bagaimana beberapa tahun yang lalu gawatnya kasus-kasus di Sumatera, Jawa Barat, Jawa Tengah khususnya di Cilacap, Kudus, Pati bahkan di Bangkalan Jawa Timur.
Didalam kehebohan tadi yang banyak disorot oleh tokoh-tokoh dan para pengamat sosial politik adalah nama-nama seperti Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo, Puan Maharani bahkan Bambang Wuryanto dan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati.
Bila kita-kita terutama kaum yang berjiwa patriotik harus mengomentari masalah tersebut diatas maka mau tidak mau kita harus kembali kepada ajaran-ajaran, pikiran-pikiran Bung Karno yang sebenarnya sudah sangat lengkap untuk menjawab semua masalah-masalah sosial politik bahkan seni dan budaya yang muncul di tubuh bangsa dan rakyat Indonesia bahkan masalah-masalah internasional manca negara.
Baca Juga: Beredar Video Rafael Alun Trisambodo di Mobil Bareng Teman, Netizen: Spek Komuknya Nyebelin Banget!
Sebagai pimpinan partai di era 1927-1929 kemudian 1930-an sampai dengan menjadi Presiden dan pemimpin besar revolusi juga sebagai penyambung lidah rakyat Bung Karno selalu berorientasi kepada wong cilik, Marhaen di basis-basis massa.
Jadi buat kita siapa yang akan menjadi capres maupun cawapres yang perlu didukung adalah siapa yang didukung oleh rakyat yang berada dibasis-basis massa diseluruh Indonesia.
Bukan dari hasil survey-survey yang menyangkut elektabilitas dari seseorang, akan tetapi siapa yang memperoleh dukungan mayoritas dibasis-basis massa, figur inilah yang harus didukung dan diperjuangkan agar menang dalam pilpres 2024 yang akan datang.
Artikel Terkait
Fahri Hamzah Sebut Capres Tidak Paham Beda Ruang Privat - Publik Bahaya, Warganet: Lebih Bahaya Mantan Aleg...
Link Download Survei Indikator Tentang Kinerja Presiden, Elektabitilas Bakal Capres dan Partai Jelang 2024
Viral di TikTok! Anis Matta dan Fahri Hamzah Siap Maju Capres 2024, Netizen: Kami Pilih, Anies Baswedan
Fahri Hamzah Deklarasi Maju Capres 2024 Gandeng Anis Matta, Warganet: Hebat Bang, Saya Tetap Dukung Anies
Golkar Resmi Umumkan Calon Presiden, Airlangga Hartarto: Urusan Capres 2024 Sudah Final