Selasa, 30 Mei 2023

Teks Kultum Ramadhan Berjudul Menumbuhkan Kedermawanan

- Rabu, 22 Maret 2023 | 09:33 WIB
Teks kultum Ramadhan. (Pexels/Yasir Gürbüz)
Teks kultum Ramadhan. (Pexels/Yasir Gürbüz)

KILAT.COM - Kuliah tujuh menit atau kultum Ramadhan 2023 tersedia di artikel ini.

Teks kultum bulan Ramadhan berikut ini diberi judul Menumbuhkan Kedermawanan.

Simak teks kultum selengkapnya di bawah ini seperti dikutip dari NU Online.

Baca Juga: Pilu, Jonathan Latumahina Ungkap Penyebab Kesadaran David Belum Pulih: Trauma Dalam pada Syaraf

Teks Kultum

وسئل الإمام أحمد عن الرجل يكون معه ألف دينار هل يكون زاهد؟ قال: نعم بشرط أن لا يفرح إذا زادت ولا يحزن إذا نقصت.

Artinya: “Imam Ahmad ditanya tentang seseorang yang memiliki (uang) seribu dinar, apakah orang tersebut seorang zahid?” Ia menjawab: “Iya, dengan syarat ia tidak senang saat (uangnya) bertambah, dan tidak sedih saat (uangnya) berkurang.” (Imam Ibnu Qayyim al-Jauziyyah, ‘Iddah al-Shâbirîn wa Dzakhîrah al-Syâkirîn, Beirut: Dar al-Arqam, 2016, hlm. 213)

Kenapa kisah di atas perlu diperhatikan? Karena ada hal yang perlu kita tambah dan tingkatkan dalam puasa kita. Penjelasannya begini, setiap puasa kita hanya terpaku pada menahan diri dari makan, minum, dan berhubungan badan, tapi kita kurang dalam hal “penahanan yang aktif” yang berwujud dalam derma atau pemberian. Berderma atau bersedekah bukan persoalan mudah.

Baca Juga: Pesta Ulang Tahun Mewah Putri SF Hariyanto di Ritz Carlton Ditaksir Habiskan Biaya Hingga Lebih dari 500 Juta

Dibutuhkan sesuatu yang lebih dari sekadar kaya dan mampu. Dibutuhkan “pertahanan aktif” yang kuat, yang bisa memaksa seseorang bertahan dari kekikiran, ketidaktulusan dan rasa eman-nya.

Tidak jarang orang yang sudah berlimpah harta, tapi enggan berderma. Ia tidak bisa mempertahankan diri dari kekikirannya. Karena itu, kisah di atas perlu diperhatikan, bahwa tidak masalah seseorang itu kaya sekaya-kayanya, selama bertambahnya harta tidak membuatnya senang, dan berkurangnya harta tidak menyusahkan hatinya.

Jika perasaan ini sudah membias dalam diri, maka ia bisa disebut orang yang “zahid”, orang yang bisa menahan keberatannya untuk bersedekah. Berkurangnya harta tidak menyedihkannya, bertambahnya pun tidak menyenangkannya. Dengan kata lain, tidak membuatnya terlena.

Baca Juga: Geram Aksi Turis Asing Ajak Pecalang Duel Lantaran Tak Terima Ditegur, Ahmad Sahroni: Nah Kan....

Tentu, untuk sampai ke maqam ini tidaklah mudah. Dipenuhi ragam serangan keberatan, ke-eman-an, dan kekikiran. Bahkan mungkin, orang yang sudah mencapainya pun akan terus berjuang dan bertahan dari “daya lena” yang dimiliki harta. Maka, diperlukan pertahanan aktif untuk menahan “daya lena”nya.

Halaman:

Editor: Risvania Andaresta

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X