Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Puasa Ramadhan diwajibkan pada bulan Sya’ban tahun kedua Hijriah. Mulai Nabi diwahyukan pertama kali hingga tahun kedua hijriah, umat Islam belum diwajibkan berpuasa. Itu artinya, selama kurang lebih 15 tahun terhitung mulai Nabi menerima wahyu yang pertama sampai tahun kedua hijriah, umat Islam belum diwajibkan berpuasa.
Nabi berdakwah di Makkah selama kurang lebih 13 tahun. Setelah itu beliau diperintah berhijrah ke Madinah. Jadi pemberlakuan syariat Islam pada waktu itu berjalan secara bertahap dan tidak diberlakukan semuanya dalam satu waktu yang sama. Sebelum wafatnya, Rasulullah shallallau ‘alaihi wasallam berpuasa Ramadhan sebanyak 9 kali Ramadhan.
Hadirin jamaah shalat Jumat rahimakumullah, Puasa Ramadhan termasuk ma’lûm minaddîn bidl-dlarûrah. Artinya, hukum wajibnya puasa Ramadhan diketahui oleh semua lapisan, baik ulama maupun orang-orang awam.
Karenanya, orang yang mengingkari hukum wajibnya puasa Ramadhan, maka ia kafir, kecuali orang yang baru masuk Islam. Atau orang muslim, tapi ia tinggal di daerah pedalaman yang jauh dari para ulama. Sedangkan orang yang tidak berpuasa Ramadhan tanpa sabab syar’i (sebab yang dibenarkan oleh syariat), dan ia meyakini wajibnya puasa Ramadhan, maka ia tidak kafir, tapi termasuk pelaku dosa besar (fasiq). Ia diwajibkan mengqadha (mengganti) puasa yang ia tinggalkan.
Saudara-saudaraku rahimakumullah,
Sebelum kita melakukan perkara apa pun, termasuk puasa Ramadhan, maka kita diwajibkan untuk mengetahui ilmunya. Wajib bagi kita untuk mengaji dan mempelajari syarat sah puasa, syarat wajib puasa, rukun puasa, perkara yang membatalkan puasa dan hal-hal lain yang berkaitan dengan puasa.
Imam al-Bukhari dalam Shahih al-Bukhari menyebutkan salah satu bab dengan judul Bab al ‘Ilmi Qabla al Qaul wa al ‘Amal. Hal ini menunjukkan bahwa kita diwajibkan untuk mempelajari ilmu terkait dengan apa yang akan kita ucapkan dan apa yang akan kita perbuat.
Menjelang Ramadhan, marilah kita mempelajari ilmu yang berkaitan dengan puasa dan berbagai ibadah yang akan kita lakukan selama Ramadhan. Jangan sampai kita tergolong sebagai orang-orang yang disebutkan dalam sabda Baginda Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam:
رُبَّ قَائِمٍ لَيْسَ لَهُ مِنْ قِيَامِهِ إِلَّا السَّهَرُ، وَرُبَّ صَائِمٍ لَيْسَ لَهُ مِنْ صِيَامِهِ إِلَّا الْجُوْعُ وَالْعَطَشُ (رواه ابن ماجه والنسائي وابن حيان وغيرهم)
Maknanya: “Betapa banyak orang yang menghidupkan malam dengan ibadah tapi ia tidak mendapatkan apa-apa dari ibadahnya kecuali begadang (tidak tidur di malam hari), dan betapa banyak orang yang berpuasa
tapi tidak mendapatkan apa-apa dari puasanya kecuali rasa lapar dan dahaga” (HR Ibnu Majah, an Nasa’i, Ibnu Hibban dan lainnya).
Seseorang yang melakukan puasa lalu tidak mendapatkan apa-apa kecuali rasa lapar dan dahaga, bisa jadi karena akidahnya tidak benar, niatnya tidak benar atau tata caranya tidak benar.
Akidah yang benar, niat yang benar dan tata cara melakukan puasa dengan benar, ketiganya tidak dapat diketahui kecuali dengan belajar dan mengaji ilmu agama. Hadirin yang dirahmati Allah,
Demikian khutbah singkat pada siang hari yang penuh keberkahan ini. Semoga bermanfaat dan membawa barakah bagi kita semua. Amin.
أَقُوْلُ قَوْلِيْ هٰذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
Artikel Terkait
Teks Khutbah Jumat Singkat: Memantaskan Diri Menyambut Ramadhan
Ini Keistimewaan dan Amalan Surat Yasin dan Al Kahfi saat Puasa Ramadhan 2023, Terhindar dari Fitnah Dajjal?
Kapan Awal Ramadhan 2023? Ini Dia Jadwal Sidang Isbat dan Titik Pemantauan Hilal
Bulan Suci di Depan Mata! Ini Bacaan Niat Puasa Qadha Ramadhan untuk Kamu yang Belum Membayar
7 Tradisi Unik Umat Muslim Indonesia Sambut Ramadhan, dari Aceh hingga Papua