KILAT.COM - Bagi umat muslim yang sebelumnya sempat berhalangan untuk menjalankan puasa Ramadhan, maka diwajibkan untuk mengganti puasa qadha.
Seperti diketahui, puasa qadha merupakan pengganti puasa Ramadhan yang hukumnya wajib.
Adapun umat muslim yang wajib menjalankan puasa qadha yakni para wanita yang mendapat haid dan nifas, serta orang yang sakit.
Kemudian, puasa qadha juga berlaku untuk orang sedang dalam perjalanan (musafir), wanita menyusui dan hamil, serta orang yang mengalami batal puasa.
Baca Juga: Simak! Ini Tata Cara Sholat Tarawih Sendiri di Rumah, Lengkap dengan Bacaan Niat
Lantas, kapan batas terakhir melakukan puasa qadha?
Dilansir Kilat.com dari laman bali.kemenag.go.id, terdapat dua pendapat ulama mengenai batas akhir puasa qadha.
Kedua pendapat ini dijelaskan dalam kitab Al-Mausu’ah Al-Fiqhiyah Al-Kuwaitiyah.
Pertama, menurut ulama Syafiiyah dan ulama Hanabilah, batas akhir puasa qadha adalah hingga datang puasa Ramadhan berikutnya.
Baca Juga: Resmi Dipecat Sebagai ASN Kemenkeu, Rafael Alun Trisambodo Tak Akan Terima Uang Pensiun
Kemudian yang kedua, menurut ulama Hanafiyah, tidak ada batas akhir puasa qadha.
Maka berdasarkan ulama Hanafiyah, puasa qadha boleh dilakukan kapan saja.
Baik setelah tahun puasa Ramadhan yang ditinggalkan atau tahun-tahun berikutnya.
Kendati demikian, akan jauh lebih baik jika menjalankan puasa qadha sebelum Ramadhan berikutnya.
Artikel Terkait
Bacaan Niat Puasa Nisfu Syaban, Lengkap dengan Waktu Pelaksanaannya
Puasa Ramadhan 1444 Hijriah Sebentar Lagi, Pelajari Syarat dan Rukun Puasa Sesuai Syariat Islam
Kapan Mulai Puasa 1 Ramadhan 2023? Cek Tanggal Sidang Isbat Kemenag di Sini
Cek Jadwal Puasa Ramadhan 2023 Versi Muhammadiyah dan NU dan Kapan Sidang Isbat 1444 Hijriah?
Ini Ketentuan Zakat Puasa Lengkap dengan Rukun, Syarat Wajib dan Harta yang Dianjurkan untuk Dizakati