Seoul, kilat.com- Perdana Menteri Han Duck-soo pada Jumat mengatakan bahwa pemerintah akan menghapus kewajiban pemakaian masker di dalam ruangan, yakni pembatasan Covid-19 yang masih berlaku di Korea Selatan, jika dua dari empat syarat terpenuhi.
Syarat yang dimaksud seperti penurunan jumlah kasus penyakit parah dan kematian akibat Covid-19.
Tiga syarat lainnya adalah jumlah kasus Covid-19 stabil, kapabilitas penanggulangan medis stabil dan adanya kekebalan di kalangan orang-orang yang berisiko tinggi, kata Han dalam sambutannya di pertemuan Penanggulangan Bencana dan Keamanan.
Baca Juga: Egy Hanya Tampil di Babak Pertama pada Laga Indonesia Vs Kamboja, Kenapa?
"Jika dua dari empat syarat terpenuhi, kami akan memutuskan kapan (pelonggaran) dilakukan," katanya.
Pemerintah telah mempertimbangkan untuk mengubah kebijakan dari wajib memakai masker di ruangan menjadi imbauan sebab para kritikus mempertanyakan efektifitas aturan itu dibandingkan rasa tidak nyaman yang ditimbulkan.
Selain itu, sejumlah riset telah menunjukkan kekebalan yang cukup di kalangan penduduk.
Baca Juga: Respons Shin Tae-yong Soal Debut Pertama Jordi Amat di Timnas: Sangat Baik!
Namun demikian, kewajiban penggunaan masker di dalam ruangan masih berlaku di rumah sakit dan fasilitas lainnya yang berisiko tinggi, katanya.
PM Han mendesak otoritas daerah dan pejabat kesehatan untuk tetap waspada mengingat bahwa kasus infeksi bisa meningkat untuk sementara waktu begitu pelonggaran pemakaian masker dilakukan.
Dia juga mengajak masyarakat agar mendapatkan vaksin dan mengatakan bahwa baru 29 persen dari warga yang berusia 60 tahun ke atas yang telah disuntik vaksin selama musim dingin.
Artikel Terkait
Korut Luncurkan 130 Peluru Artileri ke Pantai Timur-Barat Korsel
Setelah Pensiun, Pacquiao Kembali ke Ring 'Adu Jotos' dengan YouTuber Korsel
Korsel Dukung Resolusi PBB Terkait Kondisi HAM di Krimea
Buset! Kasus Covid-19 di Korsel Tembus 87.000 Sejak 14 September
Dibintangi Hyun Bin, The Point Men Angkat Kisah Nyata 23 Relawan Kristen Korsel yang Disandera Taliban