BALI, kilat.com- Menjelang perayaan Natal, umat kristiani di Bali ternyata memiliki tradisi yang unik yakni tradisi ngejot dan penjor.
Tradisi ini menjadi salah satu wujud toleransi dan kerukunan antar umat beragama di Bali.
Ngejot adalah istilah dalam bahasa Bali yang berarti 'memberi', makanan dalam tradisi Ngejot disebut enjotan.
Baca Juga: 965.760 Kendaraan Meninggalkan Jabodetabek Jelang Nataru
Sesuai dengan artinya, tradisi ini dilakukan dengan memberi makan kepada tetangga sebagai ungkapan rasa terima kasih.
Biasanya makanan yang disiapkan untuk tradisi ngejot disesuaikan dengan agama masing-masing.
Namun kebanyakan makanan yang disajikan seperti makanan siap saji, kue, jajanan, maupun buah-buahan.
Baca Juga: Good Bye 2022, Berikut Cara Bikin Recap Reels di Instagram
Tradisi Ngejot menjadi simbol kerukunan, kekeluargaan, dan tali persaudaraan antar umat beragama di Bali.
Sementara itu, penjor yang terbuat dari bambu-bambu tinggi melengkung dan janur kuning yang dihias cantik. Penjor sendiri biasanya dipasang saat Hari Raya Galungan.
Namun saat perayaan Natal di Bali, ada juga memasang penjor di depan rumah sebagai tanda pemilik rumah sedang bersukacita merayakan hari besar seperti Hari Natal.
Artikel Terkait
7 Tempat Perayaan Malam Tahun Baru di Jakarta: Ada TMII dan Thamrin 10
Ini Harga Tiket Museum Angkut, Destinasi Wisata Favorit di Malang
Destinasi Wisata Indonesia yang Vibesnya Mirip Film Avatar 2: The Way Of Water
Sambut Libur Nataru, Gibran Ajak Warga Solo Sambangi Pracima Tuin
7 Destinasi Hits yang Terletak di Pulau Jawa