Loji Gandrung, Lokasi Ngunduh Mantu Kaesang Pangarep dan Erina Gudono

SOLO, kilat.com- Keluarga Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan menggelar acara ngunduh mantu pernikahan Kaesang Pangarep dan Erina Gudono di Kota Solo, tepatnya di Logi Gandrung, Pura Mangkunegaran.

Adapun acara adat ngunduh mantu akan digelar di Loji Gandrung dan acara jamuan akan di gelar di Puro Mangkunegaran. Loji Gandrung sendiri merupakan rumah dinas Wali Kota Solo dan juga salah satu cagar budaya di Indonesia yang terletak di Jalan Slamet Riyadi, Penumping, Laweyan, Kota Surakarta, Jawa Tengah.

Bangunan Loji Gandrung ini memiliki luas 3.500 meter persegi, sementara luas keseluruhan kompleks mencapai 6.295 meter dengan bergaya arsitektur Eropa dan Jawa ini punya sejarah keterkaitan khusus dengan Keraton Kasunanan Surakarta.

Baca Juga: East Coast By The Sea, Destinasi Kuliner Baru yang Aesthetic dan Instagramable di PIK

Sejarah Loji Gandrung

Seperti dikutip dari situs Pemerintah Kota Surakarta, bangunan tersebut pada awalnya adalah rumah tinggal seorang saudagar perkebunan gula dan tuan tanah ternama di Ampel, Boyolali, Johannes Augustinus Dezentje atau akrab disapa Tinus. Bangunan tersebut dibangun pada tahun 1830. 

Tinus adalah anak dari August Jan Caspar, seorang pejabat militer Kolonial Belanda yang berhubungan baik dengan Keraton Kasunanan Surakarta saat itu. Pada tahun 1819, Tinus menikahi salah satu anggota Keraton Kasunanan Surakarta, yaitu Raden Ayu Cokrokusumo.

Pernikahan tersebut merupakan pernikahan kedua Tinus setelah istri pertamanya, Johanna Dorothea, meninggal dunia pada 1816. Usai menikahi Raden Ayu Cokrokusumo tersebut, keduanya tinggal di Loji Gandrung sebagai rumah keluarga mereka.

Baca Juga: Utusan AS Khusus LGBTQI+ Batal Kunjungi Indonesia Usai Ditolak MUI

Loji Gandrung ditetapkan sebagai cagar budaya pada 3 Mei 2013. Pemerintah pun mulai menyiapkan bangunan wisma dua lantai di belakang Loji Gandrung sebagai rumah dinas baru wali kota yang mulai ditempati Agustus 2020.

Loji Gandrung pun pernah dijadikan tempat menyusun strategi militer menghadapi Agresi Militer II Belanda pada 1948-1949 oleh Jenderal Gatot Subroto. Selain itu, ada juga Brigade V Letkol Slamet Riyadi juga pernah menggunakan Loji Gandrung untuk mempersiapkan Serangan Umum 1949. Kedua tokoh pahlawan nasional itu telah menjadikan Loji Gandrung sebagai pusat penyusunan kekuatan untuk mempertahankan kemerdekaan.